literasikalbar.com - Ilham Nuryadi Akbar menyajikan puisi mengenai beberapa sosok yang kadang dekat dengan kita sebagai manusia. Sosok yang berjasa pada diri hingga jelang kematian.
Sajak Ilham Nuryadi Akbar dalam Jelang Kematian pic pixabay |
Sajak Ilham Nuryadi Akbar dalam Jelang Kematian
"Seorang guru terbiasa menampung peluh di bahu untuk disimpan dalam etalase pengharapan."
Harapan Seorang Petani
seorang petani membanting tulang dari pagi hingga petang
menghibur diri jika sempat, sedang luang selalu sempit
tatkala mentari menyinari rumah-rumah cacing di lumpur sawah
petani rebah di badan gubuk meresapi semilir angin
menenangkan lambung yang mulai merengek
sembari mencari siasat pada gawai belum rampung
di sawah petani menanam padi
di dinding rumah petani menanam mimpi
anak-anaknya dilepas pergi menimbang ilmu
bersekolah dan mengaji
petani sadar diri, harapannya di letakkan pada putra putri
sebab apa lagi yang diharap, dari tubuh penikmat matahari
Bekasi, 03 Januari 2022
***
Permintaan Ibu di Hari Tua
selagi ruh masih hinggap dalam tubuh
kau dapat menekuri kaki yang memasung surga
rambut aspal berurai panjang
kulit seperti tanah gersang
adalah perempuan tua
yang dulu menukar hidup
agar kau tidak mati
kelirukah bila seorang ibu
meminta waktu di kala tua
mendengar ocehan-ocehan
dari darah daging yang kini tumbuh bijaksana
tatkala waktu memberinya keriput
seorang ibu tak lagi berhasrat pada nilai-nilai dunia
emas, berlian, bahkan selembar kertas
ia anggap sebagai hal yang telah puas dirasa
yang ia perlu
kau meluangkan sekadar waktu
Bekasi, 03 Januari 2022
Baca Juga: Cerpen Musim Ngayau
***
Sebilah Tabah
kesunyian kerap tersungkur
menindih anak-anak yang acapkali berkeluh kesah
tentang hidup seperti diparut
hancur untuk diperas oleh keadaan
dunia telah menjadi tempat untuk mengasah sebilah tabah
secara lekat-kekat
ucap dan tindakan akan menjadi tajam
hingga mulut dan tangan berubah jadi senjata kehidupan
bila seorang anak
berganti rupa laiknya komandan medan perang
seorang lelaki telah meniupkan
angin-angin keberanian
bila seorang anak
menjelma setetes hujan di padang gersang
pastilah seorang perempuan
telah melarungkan doa-doa sampai ke kayangan
Bekasi, 03 Januari 2022
***
Monokrom Jelang Kematian
burung-burung tak lagi bertengger di pohon nipah
juga di pinggir sungai tempat paruh membunuh ikan
bukan karena tirta telah asat
melainkan limbah-limbah telah menyudahi alam dengan menjadah
sisik dan sayap menjelma jadi kafan
yang dahulu panjang tergenang, kini beringsut menjadi lengang
keruh dan amis merangkul pundak-pundak rakyat jelata
sedang racun terus menggurita pada tubuh hingga merata
para jemawa menunjuk laiknya ksatria
bermaksud menambus dosa-dosa, tapi malah menabur dosa-dosa
kini desa wangi yang menenangkan hati
berubah menjadi tempat berkeluh kesah penuh caci maki
lihatlah pucuk nipah telah layu
burung-burung yang berpindah hidup
ikan-ikan tak lagi singgah di jala nelayan
melainkan tangan-tangan serakah terus menimbang berlian
Bekasi, 03 Januari 2022
Baca Juga : Puisi Surga Selain di Surga
***
Hakikat Seorang Guru
kecanggihan mulai larung
di dalam darah yang mengalir
menuju pelabuhan masa depan
menjadikan seorang guru
harus berganti gaya dengan menanam perubahan
biji-biji budi yang biasanya disemai pada tanah pekerti
dipindahkan ke gunung sopan santun
di waktu pagi dan petang
seorang guru terbiasa
menampung peluh di bahu
untuk disimpan dalam etalase pengharapan
demi nantinya dapat ditenun
untuk memantik pundi-pundi uang
meski para pembeli datang untuk menawar
tapi seorang guru acapkali memberi tanpa perlu dibayar
Bekasi, 03 Januari 2022
Ilham Nuryadi Akbar lahir pada 11 Februari 1995 di Banda Aceh. Buku pertama diterbitkan oleh Alinea Medika Pustaka berjudul Kemarau Di Matamu Hujan Di Mataku, puisi dan cerpen telah banyak terangkum pada beberapa Media seperti, kumparan.co, ide-ide.id, barisan.co, negeri kertas, dll. emaill : ilhamfellow@gmail.com & instagram: ilhamfellow
Berkaitan dengan isi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis. Literasi Kalbar sebagai wadah kreativitas berliterasi baca tulis.
Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi, & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com
Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan
Tulis Pendapat Anda 2 comments
Terus menulis ya. Biar makin keren.
ReplyTerus menulis ya. Biar makin keren.
ReplyEmoticonEmoticon