literasikalbar.com - Syukur dalam puisinya mendedahkan realitas hari ini pada pembaca. Puisi yang sepertinya main-main pada kata dan penyampaian ternyata berisi kritikan.
Puisi Korupsi karya Syukur Budiardjo pic pixabay |
Puisi Korupsi dan Sajak Syukur Budiardjo
"Tung keripit ahai tulang bawang. Rakyat jadi menjerit harga sembako mengawang."
Korban Oplosan
Di negeri ini oplosan telah menjadi idiologi. Seluruh segi
kehidupan mengamalkan oplosan, terbuka dan sembunyi-sembunyi.
Tak peduli korban berjatuhan di sana-sini, terkapar tak berkutik lagi.
Oplosan seolah menawarkan dagelan menggelikan atau sekadar mimpi.
Karena oplosan sering disalahtafsirkan sebagai kolaborasi.
Para pemimpi dan pecundang menenggak oplosan dengan
gagah berani. Membayangkan kehidupan menawan menyenangkan.
Atau melupakan beban yang semakin menyakitkan.
Membongkar nalar lalu meletakkannya di comberan atau selokan.
Meski hidup segera dipungkasi, berujung pada kematian mengerikan.
Alkohol, obat-obatan, obat nyamuk oles, minuman supelemen bersoda
disenyawakan dalam sloki atau gelas bidadari yang menggoda.
Tetapi yang menghampiri adalah setan yang bersemayam di dalam dada.
Setelah dagelan menggelikan atau mimpi indah berbuah noda,
para pemimpi dan pecundang tersungkur hingga nafas mereda.
Di seluruh pelosok negeri korban oplosan berjatuhan terkapar
bagaikan ikan mujahir dicemplungkan ke dalam penggorengan besar.
Kematian sia-sia menjemputnya dengan wajah penuh nanar.
Nyawa yang tak terbeli cepat melompat setelah kehidupan ditukar
dengan segelas oplosan berlabel kebahagiaan yang membakar.
Jakarta, 5 Desember 2020
***
Gila Lubang
Aku teringat novel Remy Sylado
Gali Lubang Gila Lubang
bikin tertawa lantang
padahal dulu aku masih membujang.
Karena gila lubang
orang-orang menggali lubang
dengan berhutang
menggali kuburnya sendiri
hingga maut menjemput datang.
Jakarta, 18 Juli 2021
Baca Juga : Puisi Masa Lalu Margarita
***
Gila (2)
Ketika Brasil dikalahkan Jerman
dalam Piala Dunia di kandang sendiri
aku berkata: Gila! Tapi tak bisa memaki.
Ketika pesawat sipil Malaysia ditembak Ukraina
dalam perjalanan menuju Kuala Lumpur
aku berkata: Gila! Ini sungguh ngawur.
Ketika Lady Gaga ditolak menghibur di Jakarta
dalam tur di berbagai negara layaknya
aku berkata: Gila! Andai penyanyi ini diterima.
Ketika Rhoma Irama mencipta dan nyanyikan
lagu dangdut menakjubkan meninabobokan
aku berkata: Gila! Betapa kreativitasnya mengasyikkan.
Cibinong, 19 Juli 2020
***
Bermula dari Gila
Bermula dari gila jadi juara
lalu tercipta pesawat udara.
Juga televisi makin mengebiri
bermula dari gila kian menjadi.
Seterusnya adalah kapal pesiar
tercipta karena gila menggusar.
Akhirnya telepon genggam dipuja
tercipta juga karena gila merajalela.
Cibinong, 18 Juli 2021
***
Gila (1)
Gila perempuan itu biasa
Gila kerja tentulah langka
Gila jabatan menjadi trendi
Gila uang tentunya tak rugi
Gila pangkat menjadi lumrah
Gila hormat akhirnya susah
Gila karier harus menyogok
Gila di jalan menjadi momok
Cibinong, 18 Juli 2021
Baca Juga: Cerpen Ngayau
***
Elegi Para Pemabuk
Segelas oplosan di tangan para pemabuk
menjadi mimpi di kala terpuruk.
Alkohol, spiritus, obat sakit kepala, minuman
suplemen, juga obat nyamuk oles di badan,
seketika berubah dalam pandangan mata
dan galau pikirnya. Menjadi uang tak terkira,
pacar atau istri cantik jelita. Juga rumah mewah.
Semuanya terlihat serba memesona indah.
Segelas oplosan di tangan para pemabuk
menjadi saluran dan pelarian terkutuk.
Bagi orang pinggiran yang dilindas kenyataan
menyakitkan menjadi pesta melupakan
pahitnya penderitaan. Surga dunia fana dikerat
lalu menuju tangis abadi di negeri akhirat.
Kalah dua kali dalam gegap berlaga
karena kematian menghela jiwa dan raga.
Di mana-mana para pemabuk terkapar
tenggelam dalam lautan yang membakar.
Lari dari kehidupan yang menjadi kawah
ujian bagi insan agar sabar dan amanah.
Pikiran dibelenggu tangan setan yang bengis
hingga hidup semakin pedih dan tragis.
Oplosan bagi orang pinggiran
adalah jembatan menuju kematian mengenaskan.
Cibinong, 7 Desember 2020
***
Mantra Koruptor (2)
Inilah mantraku
Kulafalkan tak jemu-jemu
Karena aku koruptor nomor satu
Di kantorku tentu
"Semprong bolong buntet alu,
duwit segerbong, wahai, ikutlah padaku".
"Semprong bolong buntet alu,
dollar kuboyong di dalam kardus itu".
"Semprong bolong buntet alu,
uang nyelonong ke dalam amplopku selalu".
Itulah mantraku
Yang kini kuajarkan
Dengan kelicikan
Kepadamu anak cucuku
Cibinong, 24 Juli 2020
***
Anjing Gila
Orang menyebutnya "anjing gila",
tetapi kamus besar menyebutnya "gila anjing".
Kata orang, anjing menggigit orang, itu biasa,
tetapi, orang menggigit anjing, baru luar biasa.
Tetanggaku kini dihebohkan penyakit anjing gila
yang cepat menular melalui gigitannya.
Seperti menularnya penyakit korupsi
menjadi wabah pandemi di negeri ini.
Cibinong, 18 Juli 2020
Baca Juga: Budaya Literasi Baca Tulis di Zaman Milenial
***
Karmina Buah Jambu
Buah jambu buah pepaya
Aku rindu pada si dia
Buah jambu buah manggis
Aku rindu pada si hitam manis
Buah jambu buah mengkudu
Aku rindu pada senyummu
Buah jambu buah pisang
Aku rindu karena sayang
Buah jambu buah anggur
Aku rindu minta dihibur
Buah jambu buah kedondong
Sudah ketemu malah bengong
Buah jambu buah mentimun
Sudah ketemu malah melamun
Buah jambu buah duwet
Sudah ketemu malah mumet
Buah jambu buah sirsak
Sudah ketemu malah terisak
Buah jambu buah jeruk
Sudah ketemu malah terpuruk
Cibinong, 10 Januari 2014
***
Tung Keripit, Pok Ame-Ame, Diobok-obok
Tung keripit
ahai tulang bawang
Rakyat jadi menjerit
harga sembako mengawang
Pok ame ame
belalang kupu-kupu
Korupsi rame-rema
satu pun nggak ngaku
Diobok-obok
airnya diobok-obok
Slamet jadi gondok
minyak goreng jadi momok
Cibinong, 28 November 2021
***
Syukur Budiardjo Penulis dan Pensiunan Guru ASN di DKI Jakarta. Alumnus Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Jurusan Bahasa Indonesia IKIP Jakarta. Menulis artikel, cerpen, dan puisi di media cetak, media daring, dan media sosial. Kontributor sejumlah antologi puisi. Menulis buku kumpulan puisi Mik Kita Mira Zaini dan Lisa yang Menunggu Lelaki Datang (2018), Demi Waktu (2019), Beda Pahlawan dan Koruptor (2019), buku kumpulan esai Enak Zamanku, To! (2019), dan buku nonfiksi Strategi Menulis Artikel Ilmiah Populer di Bidang Pendidikan Sebagai Pengembangan Profesi Guru (2018). Akun Facebook, Instagram, dan Youtube menggunakan nama Sukur Budiharjo. Email budiharjosukur@gmail.com.Tinggal di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16913.
Berkaitan dengan isi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis. Literasi Kalbar sebagai wadah kreativitas berliterasi baca tulis.
Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi, & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com
Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan
Tulis Pendapat Anda 0 comments
EmoticonEmoticon