literasikalbar.com - Sajak Vadilah Anggraeni dari Sabda Alam Tanpa Syarat disajikan dengan gaya penulisnya. Ia menyajikan kata-kata interogatif terhadap pembaca dan terkadang kepada diri penulis sendiri serta kepada entah siapa. Puisi Vadilah perlu pembaca cermati mengenai makna di balik pertanyaan tersebut. Selain itu, kata yang disusun tampak tak biasa dan bida jadi itulah khas dari Vadilah selain isi dan pemaknaan.
Sajak Vadilah Anggraeni Sabda Alam Tanpa Syarat pic pixabay |
Sajak Vadilah Anggraeni dari Sabda Alam Tanpa Syarat
"Tuhan kecewa ketika waktu terbentang luas, raga begitu sibuk bersenggama kepada dunia."
Isyarat Tanpa Syarat
Terterima beberapa rangkaian kata
Terterima pula beberapa kali makna kata serupa
Berikut pernah terterima beberapa kali kata bernada
Nada kata bermakna serupa rangkaian kata
Kata itu sedang berbicara
Mengisyarat, Untuk seseorang yang seseorang sedang rasa
Sedang seseorang yang di rasa tak merasa
Sebab ia tak mengenal cara kata berbicara
Berisyarat, Mengisyarat, Kata tersirat
Yang ia mau adalah tanpa syarat
Paguyangan, Mei 2020
***
Tanda dan Doa
Hujan sedang gencar turun ke bumi
Hujan ini memberi tanda
Satu tanda mendoakan
Satu tanda lain adalah was-was
Hujan turun lebih sering dari biasa
Hujan ini masih di awal masa
Lagi, hujan memberi tanda
Lagi, hujan menyeru waspada
Paguyangan, Maret 2020
***
Potret
Semburat lengkung bulan sabit di bibir
Lekukan parit kulit yang tertarik
Tanda tiap potret diri moment foto itu
Menanggalkan kenangan dari pertemuan
Istimewa tiada terkira
Ternikmati khusus bagi pelakunya
Hanya pada mereka itu terasa
Itu dulu
Sekarang?
Semua tak lagi sama arti
Hanya bagi orang yang mengubahnya
Negeri Impian, 20 April 2021
***
Cinta Berlogika
Perlu waktu mematahkan cinta yang sejatinya tak boleh ada
Cinta tidak salah, itu naluriah
Tapi, akal dan anjuranlah pembatasnya
Karena, cinta terbentuk berkomposisi
Pun ketika kesamaan anjuran ada,
Adakah yang lebih berarti dari kesamaan anjuran?
Ujar, nurani dan logika berkelana
Saling menjaga misal, sebab belum masanya
Ah, kuno sekali, bermudalah
Ujar gemerlap kaula muda dan kebebasan
Ini bukan perihal kuno
Bukan pula perihal keagamaan
Apa dan siapa di rugikan? Jika …
Pedal yang terinjak lepas kendali
Padahal, izin mengemudi belum di kantongi
Bahan bakar pun lama-lama habis
Dengan apa
Selanjutnya
Kehidupan baru
buah cinta terpenuhi?
Negeri Impian, 21 April 2021
***
Asing
Terlalu lama hidup dalam keterasingan, Kembali kepada ketidakasingan juga membuat keterasingan
Keterasingan yang berbeda, Merasa asing di tempat yang tidak asing
Inilah keasingan itu, asing untuk memahami rambu-rambu asing
Asing dalam menjejak, yang selamanya terus berputar untuk menjejak keasingan
Tumiyang, Agustus 2020
***
Sabda Alam
Kepada ilalang yang tumbuh menjulang tinggi
Tiada kebengkokan semasa tumbuhnya
Hidup tak pernah disadari
Betapa banyak kebengkokan tanpa sengaja
Kepada ilalang pada runcingan tajamnya
Bak mengagung pada kelurusan
Tiada yang lebih tepat caranya
Selain meruncingkan takwa dan iman
Kepada akar ilalang berkhasiat
Bak ingat akan tempat tinggalnya
Hiduplah sehat bermanfaat
Selama hidup di dunia
Tumiyang, Agustus 2020
***
Hujan Tanpa Angin
Gemuruh kian memburu
Sedang angina pasti kan berseru
Hujan akan turun segera
Laut jadilah, muara
Ada suara yang tak dapat terdengar
Tidak ada pendengar yang bersuara
Ini kisah biasa
Biasa untuk terbiasa
Pendengar itu angin
Gemuruh itu kisah terbiasa
Dan suara adalah hujan
Dan pasti hujan itu menimbulkan suara
Hujan tak terdengar bila jatuh kedalam laut
Hujan tak selalu bersama angin
Gemuruh tetap menurunkan hujan
Dan akan membawanya jatuh ke dalam laut
Tumiyang, Agustus 2020
***
Titik 5
Lima di tengah antara satu dan sembilan
Lima point yang di minta, penjabarannya sungguh luar biasa
Asalnya lima adalah urutan angka
Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan dan nol
Lima dan nol saling berhubungan
Kendati nol terletak di depan menggeser lima di titik enam,
Lima akan tetap berada di titik lima
Nol adalah titik kekosongan, Satu adalah awal permulaan, Lima adalah penyeimbang
Kendati nol terletak di belakang
Inilah nilai
Perputaran kembali di titik kekosongan
Lantas lima adalah penyempurna kemanusian
Lima hal saja yang cukup di minta
Lima dasar negara, Pancasila, lima dasar beragama
Dua nilai lima itu menjadi kesatuan sepuluh bilangan angka
Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan dan nol
Atau nol, satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan
Indonesia berada
Mei 2020
***
Malu
Tuhan kecewa
Ketika waktu terbentang luas
Raga begitu sibuk bersenggama kepada dunia
Raga lupa pada jiwa
Tuhan tertawa
Ketika raga dan jiwa terpisah
Tiba-tiba raga haus akan air
Raga teringat pada jiwa yang tlah lama kotor, tertutup laut luka dunia
Paguyangan, November 2019
***
Rumahmu
Bukan tak paham
Barangkali memang IYA
Belum paham
Mudahnya membuka
Tidak ada aturan khusus serta mewajibkan
Namun itu adalah bentuk perintah
Yang seyogyanya dilaksanakan
Selimuti, hiasi ragamu
Rawatlah ia
Pakaikan penutup seanggunnya
Agar mata memandang bak penyejuk hati, bukan pengobar syahwat
Tidak ada aturan khusus serta mewajibkan
Sekali lagi, Itu pilihanmu sendiri
Jika engkau tahu rumahmu, tempatmu berlindung
Maka kau tahu, apa yang perlu kau perbuat
Paguyangan, September 2018
Vadilah Anggraeni merupakan mahasiswi pendidikan bahasa Inggris di sebuah perguruan tinggi swasta yang berada di kabupaten Brebes bagian Selatan, yaitu Universitas Peradaban. Tak banyak yang ia harapkan melalui tulisannya adalah untuk bermanfaat bagi pembacanya. Kontak untuk dapat menghubungi penulis akun social media facebook/ instagram dengan nama lengkap penulis atau pun melalui email: vadilahanggraeni@gmail.com.
Laman Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi, & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com
Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan
Tulis Pendapat Anda 0 comments
EmoticonEmoticon