literasikalbar.com - Sajak-Sajak Yeni Maulidah & Secangkir Kopi di Dalam Jas mengajak pembaca merasakan dan melihat apa yang disajikan.
Sajak-sajak yeni maulidah pic pixabay |
Sajak-Sajak Yeni Maulidah & Secangkir Kopi di Dalam Jas
"Dengan menulis aku menjelma kata, di setiap denyut semesta."
Dengan Menulis, Aku
Dengan menulis aku hidup
Diantara suara-suara yang kian redup
Dengan menulis aku abadi
Meski ragaku telah mati
Dengan menulis aku bicara
Menanggapi seni peristiwa
Dengan menulis aku menjelma kata
Disetiap denyut semesta
Cirebon, 2021
***
Seorang Lelaki dan Tongkat Sakti
Seorang lelaki dengan tongkat saktinya
mengawali pagi dengan separuh senyum mangkuk kecil
Ia bukan seorang lelaki pemilih cuaca
Tak kenal masa atau senja
Ia lebih percaya pada tongkat saktinya
Sebab katanya, “hidup adalah pagi dan kopi”
mengawali, menikmati
Kemudian pulang seperti burung
Yang melepaskan sayapnya pada senja
Cirebon, 2021
***
Ikan-Ikan Surut di Lautan
Ikan-ikan surut di lautan
Nelayan masih terduduk hingga petang
Sampai tiba pulang
Ia membawa sebungkus hujan
Istrinya menyambutnya,
dalam sorot mata serigala
Dilemparnya nelayan di ruang tamu
Membisu
Dengan sebilah kata-kata
Keesokan harinya
Tak ada kopi dan cerita di atas meja
Sedang istrinya, sibuk memasak kata-kata
untuk bekal suaminya
Kemudian nelayan pergi
Dengan sepenuh janji
Mencari ikan-ikan yang bersembunyi
Cirebon, 2021
***
Nikmat Secangkir Kopi
Sudah sejauh mana kau menyelami secangkir kopi
Menemani waktu lembur seharian
Bersama angin malam
“Bukankah terasa nikmat?”
Tapi apakah kau kan mengingat
Disuatu saat
kau tak lagi bisa menikmati secangkir kopi
Dan bau aroma pagi
Yang keluar dari tubuhmu
Cirebon, 2021
***
Di Dalam Jas Hitam
Tak ada lagi ketakutan di dalam jas hitam
Saat slogan-slogan mulai dikibarkan
di sepanjang jalan dan gang-gang perumahan
Yang tak mendapat apa yang didapat
Sepanjang hari
Hujan mengalir deras
dari tubuh perjuangan
Yang harus
menyusuri banjir,
menerjang badai,
menghadapi kebakaran,
Di perjalanan
Tak ada lagi ketakutan di dalam jas hitam
Saat tubuh mulai gerah
Berdiam dalam lampu merah
Yang tak ada habisnya
Cirebon, 2021
***
Yeni Maulidah lahir di Cirebon, 10 Mei 2004. Merupakan seorang pelajar di SMAN 1 Dukupuntang. Hobi menulis karya fiksi dan nonfiksi. Buku solo pertamanya “Seni Menanggapi Peristiwa” terbitan 2021. Beberapa dari karya-karyanya diterbitkan dalam buku antologi, media massa, dan surat kabar.
Laman Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi, & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com
Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan
Tulis Pendapat Anda 0 comments
EmoticonEmoticon