literasikalbar.com - Sajak yang disajikan penulis, Arham Wiratama, menampilkan dengan berbagai tema. Tema yang ringan hingga yang agak mengerutkan dahi. Selain tema, penyajian sajak berupa kalimat yang dipenggal dalam bait menjadikan pembaca berusaha menyatukan untuk mendapatkan makna.
Sajak Arham wiratama pic pixabay |
Sajak-Sajak Arham Wiratama dan Memeluk Rindu
"Rindu yang telah mengkristal di semenanjung hati, biar sesal bertemu ajal."
Harmoni
Ditancapkannya dupa rudraksha
dekat sungai yang mengalirkan
ragam perasaan menjadi harmoni
Dia yang bermata pelangi
mulai menjejak kaki
sambil menghindari batu tajam
Aku yang berjubah malam
melompat kepada deras arus
tanpa perduli dinginnya air
Saat tangan saling berpelukan
pada gelombang ini kami menari
sampai jiwaku dan jiwa-Mu menyatu
Jombang, 5 Juli 2020
22:24
***
Istigfar
Dirapalkannya zikir
sampai hatinya ditumbuhi
rambatan daun mint segar
yang menyejukkan batin
Dirasakannya bara amarah
tersiram riak ombak kesabaran
dan benang-benang tasbih
menutup nganga luka purba
di tiap badan-jiwa
Serta mengakarlah kilatan sukma
kepada inti cahaya ilahi
sampai redup ruh
menjadi secemerlang surya
Jombang, 8 Juni 2020
11:59
***
Meleburkan Kami agar Menjadi Aku
Ragaku terbikin dari tanah kudus
sedang jiwa ini menjadi bibit
dalam tubuh biar mengakar tumbuh
sampai daun-daun kebijaksaan
memenuhi reranting pikiran
dan pada akhirnya membuahkan
penyatuan antara Tuhan serta hambanya
persis seperti air keilahian menjadi
nadi di dalam batang sukmaku
Jombang, 22 Agustus 2020
6:34
***
Kemarau Memeluk Salju
Pendar matahari di matanya
terlihat mulai sekarat dan
tidak lagi menghangatkan
laut beku di dalam diri"
Dia genggam kemarau di tanganku
sambil mengucap badai salju
yang belum hendak reda juga
setelah berabad-abad silam
Batu es di dadanya baru mencair
berkat dekap gersang yang
aku beri secara cuma-cuma
dan air dingin itu menjalar
Di jiwa padang pasirku
yang belum menemui
setitik embun pun
sejak pertama kali hidup
Baru kusadari setelah pelukan menghangat
bahwa dia beri aku hujan penuh keberkahan
dan aku lelehkan tiap gunung kesedihannya
sampai perasaan kami menjadi hutan yang hijau
Jombang, 2 Januari 2021
8:06
***
Menunggu dan Mengejar
Sembilan nyawa sudah ditarik kereta waktu,
dan kesabaran masih mengekal. Menunggu.
Tanda-tanda akan ketibaanmu di sampingku,
selalu muncul dalam mimpi. Meski getar rindu
tidak membawakanmu ke genggam tanganku.
Tiap reinkarnasiku di dunia ini, jejak-jejakmu
aku ikuti meski hal itu mengarah ke curam jurang.
Jatuh dan berdiri kian lama membawa memar,
sedang kakiku terus mau mengejar. Mungkin perlu
sejenak duduk, menghirup selinting harapan.
Pemantik menyalakan seberkas pendar, dan
biar pula semangat dikulum sampai pudar,
aku pantang berhenti, kecuali kita bertemu lagi.
Mengikis tebal rindu yang telah mengkristal
di sepenanjung hati, biar sesal bertemu ajal.
9 Januari 2020
14:23
***
Buntu
Jejakmu jauh memanjang
di penjuru putih pasir pantai
kerinduan pun menolak terpejam
dan terus terjaga sampai larut malam
Saat laut telah pasang
senyumku lepas dan menghilang
lantas kutemukan dia di antara batu karang
setelah gelombang menyeretnya pulang
Di hadapan samudra yang sebiru lapis lazuli
kita pernah saling menenun rinai air mata
menjadi derai dan gemerincing tawa
Sekarang sesatunya yang tersisa
adalah segumpal padat penyesalan
yang menyumbat di paru-paru
Jombang, 24 Mei 2020
9:40
***
Taman Kanak-Kanak
Seorang guru di taman kanak-kanak
menanyakan cita-cita siswa-siswinya
sebagian besar menjawab ingin menjadi
dokter, pilot, tentara, polisi, dan presiden
Anak lelaki pendiam yang sering
duduk di ayunan berderit
ingin menjadi hakim atau pengacara
agar tanah serta sawah orang tuanya
bisa ia rebut kembali setelah dijarah
oleh kepentingan oknum pabrik
Anak perempuan manis
dengan hidung mancung
namun selalu pilek itu
ingin menjadi DPR
untuk memperbaiki
tiang perundang-undangan
yang mudah ditumbangkan
Anak pelamun yang selalu
nampak lapar dan suka meminta
makanan sisa dari kantin, ingin sekali
menjadi purnama karena kegelapan saja
yang ia lihat di masa depan
bila kemiskinan di rumahnya
belum juga terselesaikan
Jombang, 27 Juni 2020
10:37
***
Mujair
Aku lihat dia merokok
di pinggir sungai,
matanya serapuh
matahari terbenam
rambutnya kusut
dicakar-cakar angin
musim semi.
Dia terbatuk kaget
saat aku mengigit kail,
segera dia tarik
benang pancingan.
Mendapati ikan mujair gemuk
senyuman terbit di wajahnya.
Terdakilah puncak bukit
kebahagiaan di hati ini,
karena tidak lama lagi
aku akan berada di perutnya
yang kosong.
12 Juni 2020
22:52
Arham Wiratama lahir di Jombang 1 Agustus 1997. Arham pernah menerbitkan buku, Deru Desir Semilir (Intelegensia Media, 2016) dan Segara Duka (J-Maestro, 2018). Karya-karyanya pernah dimuat di Radar Selatan, Radar Jombang, nalarpolitikcom, rubrik.indhependentcom, kuluwungcom, floressastracom, travesiacoid, diksijombangmyblogid, becikid, marewaicom, dan lain-lain tempat. Puisinya yang berjudul “Menembaga” mendapat juara satu di perlombaan pada event Indonesia berpuisi #2 tingkat nasional yang diadakan oleh Poetry Publiser. Temui Arham di facebook: Arham Wiratama (https://www.facebook.com/gerimismenderasapi)
Laman Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi, & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com
Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan
Tulis Pendapat Anda 0 comments
EmoticonEmoticon