literasikalbar.com - sajak-sajak moehammad abdoe menggoda pembaca merangkai setiap larik untuk menemukan maksud puisi.
Sajak moehammad abdoe pic pixabay |
Sajak-Sajak Moehammad Abdoe & Hujan Pertemuan Musafir
"Selami di balik wujud siapa diri sebenarnya yang menempuh jalan suluk menuju altar."
Ketika Awal Jumpa
sebermula hanyalah cahaya
sebagaimana ketika lembayung fajar menempel pada ruas daun
embun cintaku kemudian semakin berkilau serupa emas
meliputi batas sukma yang terbit menebarkan duri mawar
merengkuh setiap jarak pandang
selayang harum tubuhmu menorehkan banyak luka
upaya merayu malam
dari kebisuan mantra seorang pertapa
yang terbenam di kedalaman jiwa
ceruk dada yang bersolek di tepian mata
menyeka jejak noda kembaraku
isyarat terkubur seribu
Jakarta, 30 September 2020.
***
Wanita Jalang
di bawah terik siang bulu
picing matamu bibir bunga
teduh payung sungai daki
berlinanglah cuaca terbuka
mengalir menyusuri ruang
akar beringin rindang waktu
dan bangku taman kosong
labalaba merajut jaring
bila esok kaujelang wajah baru
mentari di balik rerimbun
kenanglah diriku sampai jauh
bertepi di pelabuhan bunga
Jakarta, 13 November 2020.
***
Hujan Pertemuan
suatu ketika hujan menahanmu
di ujung bulu mata panas
kita berdua berteduh mendekap tubuh cuaca
saling menatap beku hulu kenangan
mengalir ke rimba hilir
dan betapa ingin segera kubasuh
garis tanganmu
namun barangkali aku hanyalah angin bagimu
dari satu pohon ke lain daun
melompat dari satu mata ke lain hati
membagi kasih
Jakarta, 23 Oktober 2020.
***
Langit Jakarta
di lepas desamu
rasi waluku yang ceria
kautahu ke mana angin
dan burung melaju
bertawaf mengelilingi gedung
sepanjang malam
bersunyi di balik cahaya
kemilau kota
Jakarta, 28 Oktober 2020.
***
Musafir
dalam sebuah cermin buram kamar tua
sepotong replika wajah seorang pengembara dari negeri asing:
"kau terduduk serupa patung denganku"
sementara poros telaga bening matamu
terkatup dinding teratai.
barangkali sejenak dapat kuselami di balik wujud siapa dirimu sebenarnya
yang menempuh jalan suluk menuju altar
pengabdian diri dalam rimba
sedang kemilau rona swastamita acapkali menempelkan cumbu rayunya pada kaca.
serupa tempias hujan pelabuhan angin di balik kaca jendela
itu wajahmu semakin tampak menua
mengerut daun telinga sore hari dalam zikir masa berkunjung
larut serta melipat laju bayangmu kian memanjang.
Jakarta, 19 Oktober 2020.
***
Terang
sepenggal purnama dari teluk malam
telah kauserap derai biji langit sampai ke dasar hatimu
dalam seribu wajah rahasia daun kering berguguran
jauh kelana hulu sungai jenuh
namun hendaklah segera kaujemur tabah
cahaya lekas menyambut
Jakarta, 8 November 2020.
Moehammad Abdoe, anggota komunitas Dari Negeri Poci. Pelopor komunitas Pemuda Desa Merdeka (PDM 2015) dengan gerakan yang mengangkat tema-tema sosial dan seni musik jalanan. Karyanya berupa puisi dan cerpen terbit di berbagai media massa Indonesia maupun luar negeri, antara lain: News Sabah Times, Utusan Borneo, Harian Ekspres, Suara Sarawak, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Minggu Pagi, Republika, Koran Merapi, Suara Merdeka, Rakyat Sultra, Riau Pos, Tanjunpinang Pos, serta diabadikan di pelbagai buku antologi bersama. Saat ini, ia masih singgah di sebuah desa kecil di bawah lereng bukit kapur (Kalipare-Malang).
Tulis Pendapat Anda 0 comments
EmoticonEmoticon