literasikalbar.com - Anis Khoirunnisak menyajikan sajak dengan beberapa fragmen dalam satu puisi yang saling sambung. Fragmen tersebut dapat memberikan jeda sejenak bagi pembaca untuk mengetahui maksud dan mendalami makna. Pembaca dapat meneruskan ke fragmen berikutnya sehingga mengetahui isi puisi secara utuh.
Sajak Anis Khoirunnisak pic pixabay |
Sajak-Sajak Anis Khoirunnisak dan Air Mata
"Kadang kala kenangan serupa bayi yang ingin selalu ditimang"
Sungai Air Mata
/1/
Rinai hujan turun amat deras di luar jendela rumah
Membasahi dedaunan
Membangunkan kuncup-kuncup bunga yang tidur pulas di musim gugur kemarin
Menggenangi parit-parit
/2/
Rinai hujan pun jatuh di jendela mata
Menggumpal di pelupuk
Mengalir membasahi pipi lalu membentuk sungai air mata
Butiran hujan pun seolah tiada mampu berhenti hingga membuat pucat pasi
/3/
Gemuruh pun tiba mengguncang
Menggema begitu keras di langit-langit hati
Gemuruh ialah kata-kata perpisahan terakhirmu; sebelum melenggang jauh
2020
***
Ibadah Puisi
/1/
Setiap malam; kuhabiskan waktu untuk begadang
Menjalani ibadah puisi dengan khidmat
Meluapkan segala rasa melalui doa-doa panjang
Mengukir rasa melalui pena
/2/
di tubuh puisi itu; kau ialah denyut nadi dari segala diksi
Muara atas segala rasaku
di tubuh puisi; aku tak perlu cemas
Aku merdeka terhadap rasa yang aku jelaskan
di tubuh puisi; kau kekal di dalam tiap deret bait
/3/
Ibadah puisi ini ialah ibadah wajib yang terus mengalirkan zikir-zikir berlafazkan namamu
Puisi ini serupa sebaik-baiknya munajat rahasia
dan kau yang menjadi pemeran utama di dalamnya
2020
Baca Juga : Membaca Buku Membuang Waktu
***
Hari Kepulanganmu
/1/
Pagi buta; Ibu masih sibuk menanak nasi di atas tungku api
Meracik bumbu untuk kudapan-kudapan untuk hidangan
di teras rumah; Ayah tengah sibuk membaca koran langganan dengan ditemani seduhan kopi
/2/
Pagi buta
Aku masih dalam pengaruh kantuk
Kulihat di luar jendela
Embun-embun masih membasahi kaca
Sejenak termenung; sudah hari ke berapa gerangan selepas hari di mana aku mengantarmu pergi?
/3/
Kulihat kalender usang yang terpasang di dinding kamar
dan kutemukan coretan tanggal-tanggal penting
di agendaku hari ini tertulis: hari kepulanganmu
2020
***
Memori Lama
/1/
Terlunta-lunta rasa di ujung dermaga
Kicau burung meracau
Memanggil-manggil seseorang yang sedang ada di seberang
“Jangan pergi,” katanya.
Sejenak hening
Tak ada jawaban
/2/
Kata-kata seolah karam di tengah lautan luas nestapa
Hanya tersisa suara semesta yang menggiring perpisahan
Ombak-ombak pun berlagu
Bersenandung pilu
dan selepas jauh di pandangan
Lambaian tangan pun mulai terayun
/3/
Kau pun luput dari lensa netra
Telah jauh dibawa pergi oleh angin laut
dan yang tersisa ialah memori lama tentang perjalanan cinta kita
2020
Baca Juga: Masker Pupi untuk Semua
***
Kenangan
Selaksa peristiwa telah dienyahkan waktu
Kenangan indah yang lalu telah menjelma kekuatan
Bersitahan melawan musim-musim yang selalu berganti
Kadang kala kenangan serupa bayi yang ingin selalu ditimang
Dimanja oleh buaian kasih
Tak ingin ditanggalkan
Kenangan adalah candu
Entah pahit atau manis rasanya; ingin selalu disesap dan dinikmati seperti kopi
Pada malam sunyi yang dinginnya mencekam tulang
Kenangan kembali mengusik; mengingatkan tentangmu
Bergelantungan indah di langit-langit kamar
Kenangan itu pun menjelma paras rupawanmu
2020
Anis Khoirunnisak, lahir di Jombang pada tanggal 22 Desember 1994. Alumnus Universitas Negeri Surabaya pada program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang lulus di tahun 2017. Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta pada program Pascasarjana PPKn yang saat ini sedang menempuh kuliah di Semester tiga. Penulis buku tunggal Sekumpulan Puisi Tentang Desember (Guepedia, 2019). Beberapa karyanya terhimpun pada antologi Senja dan Hujan (Tim Sayembara Puisi, 2017), Ada apa dengan Rindu (Jendela Sastra Indonesia, 2018) Etalase (Tim Literasi Mediaberkarya, 2018) dan Mengunci Ingatan (Pura-Pura Penyair, 2020) . Email : aniskhoirunnisak22@gmail.com, Instagram: @anis_khoirunnisa22.
Laman Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi, & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com
Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan
Baca Juga :
Puisi | Bulan dan Tubuh Pacarmu
Cerpen | Kepala-Kepala Terbang
Tulis Pendapat Anda 0 comments
EmoticonEmoticon