Sajak-sajak Aris Setiyanto menyajikan beberapa kata yang mengajak pembaca untuk mencari artinya dan menyatukan makna dalam satu larik dan bait yang utuh.
"aku susuri labirin hatimu sasar, tak aku temukan sepercik nur pun sebagai jalanku pulang"
Puisi aris setiyanto pic pixabay |
Lentera
tak akan lagi
aku sayatkan luka
biar terbuka jalanmu
nan meliuk—nan memeluk
saat aku langkahkan kaki,
diam di beranda
rumah yang rekah
seperti membuka jalan
bagi yang terus mengingat-Nya.
Temanggung, 27 November 2020
***
Labirin Hati
aku susuri labirin hatimu
sasar, tak aku temukan sepercik nur pun
sebagai jalanku pulang
o, di manakah haribaan ibu?
di tengah jalan berkelok itu
hanya kutemu batu-batu
Temanggung, 27 November 2020
***
Amsal Buah Hati
telah akil balig,
sebatang rotan
menapaki telapaknya
jika tak bersujud
kepada-Nya
nan Maha Esa
Temanggung, 27 November 2020
***
Selapis Langit
butakan aku
—butakan segara
kilau indahnya, untuknya
kilau indahku
'tuk sesiapa
laiknya semua aliran air,
segala bakal bermuara
namun, aku ingin jadi bisu.
Temanggung, 27 November 2020
***
Yang Agung
hati yang telah retak
satu sentuhan runtuh rata
namun di sini aku menanam lembayung
di kedalaman hati
sementara kau bersandar mata angin,
aku membuat bayangan
saat aku jatuh, saat yang kau ingat
kini, akankah sungging senyummu kapai?
aku mengenangmu
yang tergenang
relung telaga.
Temanggung, 27 November 2020
***
Di Dahan Pagi
di dahan subuh
sebelum pagi mengoyak perut malam,
serangkai embun menapak di atas daun
membuat cahaya
selawat mengetuk jendela hati
sementara yang lelap enggan jaga
makin sepi surau Tuhan
yang datang yang memikul hajat
tak resah, sebab kehendak selalu
menggantung di pundak
terus beranak-pinak
Temanggung, 28 November 2020
***
Menulis Nama
di bibir laut ini, terbiasa kita
menulis nama
yang terkasih
namun, di hati yang kecil ini
hanya nama Tuhan
terbingkai sayu
sementara ombak kehidupan
desir menyelimuti nama itu
di hatiku, tetap.
Temanggung, 28 November 2020
***
Mengingat Palu
mengingat Palu,
selalu aku bantunkan doa
dari relung hati
agar ombak-ombak tinggi
tiada pernah kembali
mengingat kota madya,
serupa mengingat mata yang
tak sanggup membendung air
lahir, tergopoh-gopoh
mencari bukit, mencari gunung,
mencari ketujuh langit
agar mala tak mendekap punggung
—tak dibawanya hala segara.
Temanggung, 28 November 2020
***
Antara Corniche dan Parangtritis
kau menerawang Corniche
serupa menerawang Parangtritis
nan amis
dan tangis, sebab rindu melangit
di sana kita bermandi senja
kenangan adalah peristiwa
telah dirangkum
disimpan kepala
menunggu ombak waktu menyapu
kau pejam mata
kau temui Corniche. namun, amis.
Temanggung, 28 November 2020
***
Sebuah Doa
semoga Ilahi mengangkat kaki
agar tak jatuh
tersandung sekat-sekat hidup
semoga terjahit luka
agar sang ayah tak gigil
terpeluk mala
kopiah nan usang,
aku ingin merumahkannya
di pertungkuan bersama piah ibu
ada banyak keraguan
meski langit runtuh kemarin sore
tak ingin patah sayap
Temanggung, 29 November 2020
***
Aris Setiyanto lahir dan tinggal di Temanggung, Jawa Tengah. Buku puisinya, Lelaki yang Bernyanyi Ketika Pesawat Melintas - Tidar Media(2020).
Laman Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi, & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com
Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan
Tulis Pendapat Anda 0 comments
EmoticonEmoticon