Puisi Sultan Musa
literasikalbar.com - Rindu menjadi tema yang romantis untuk didalami dan diungkapkan dalam bentuk puisi. Puisi-puisi Sultan Musa mengajak pembaca untuk mengimajinasikan dan mendalami kerinduan yang syahdu.
Setabah apapun segala rindu
Terima saja seperti merayu
Meluluh garis perih meragu
Meratapi pengertian atas dirimu
Sajak Sultan Musa Pic Pixabay |
Raga Airmata Rindu
Bulir airmata setia
Tak terganti, tak lelah
Selalu menunggu
Busur rindu indah
Tak bertemu, tak berpapasan
Selalu mendoakan
Begitu syahdu raga
airmata dan rindu
Saling menjaga
; diatas tanah – tanah kering
Saling menari
; dibawah hujan kala turun
#2020
***
Romansa Bisikan
Kelukur menjauh ikat janji
Bernaung dimana pun seperti merpati
Sikap dalam batas tak peduli
Terkoyak melepaskan sendi – sendi
Rasa sedih membuncah
Rasa dosa melelah
Angan kosong wujudkan keberanian
Raksa jiwa hadirkan keyakinan
Perihal suasana yang tenang
Panduan liku yang lapang
Lebih dalam...
Lebih nyala....
#2020
***
Djuhara dan Cerita
Djuhara merangkum perjalanan
yang selalu berkelana
Melukis cakrawala tanpa pamrih
Kini api itu telah usai
Menghilang seperti jarak
Berkata jernih akal yang kejam
Berujar terpuji namun dingin
Sebelum benar menghilang
Santun berkata ;
“Tetaplah membuat cerita
Walau tidak pernah tuntas”
#2019
***
Tembang Rindu
Menangis atas rindu
Terlihat wajah sendu
Rasakan bulir air mata membatu
Dari mata berwarna biru
Setabah apapun segala rindu
Terima saja seperti merayu
Meluluh garis perih meragu
Meratapi pengertian atas dirimu
Adalah rindu
Tak bertepis keangkuhannya
Jauh menjadi dekat
Adalah rindu
Tak tertampan kesedihannya
Dekat menjadi jauh
Di hujani rindu,
Merangkul tiap relung tubuhmu
Kecuali rindu telah kau usir
#2020
***
Sranti di Kening Hari
Sranti....
adalah pejalan di angin deru
memungut doa pada puing waktu
mendengar gelora debu – debu
memanggil berirama rindu
menghambur senyum hamparan selalu
memercikan segenggam setuju
pada kening hari yang selalu menunggu
#2020
***
Jendela Bersayap
Melalui jendela itu...
tempat melihat di cerah awan biru
menggoda gambarkan kehidupan
merayu untuk bergerak
dan memilih untuk tidak berlari dari kenyataan
Pada jendela itu....
sesekali menampakkan siluet dialog
antara aku dan kau yang ada di dalam
sebagai pengingat akan datang tepat pada waktunya
Meski sedikit nakal dan egois,
ada pesan mendekat
dari bingkai riuh angin berhembus
dan dari pahat sunyi berbisik :
“ jendela ini mampu melukiskan jejak purnama”
“ terima kasih sudah merindu “
“ terima kasih sudah terbang bersama sayap ini”
#2019
***
Sultan Musa berasal dari Samarinda Kalimantan Timur. Tulisannya tersiar diberbagai platform media daring & luring. Serta karya - karyanya masuk dalam beberapa Antologi bersama penyair Nasional & Internasional. Tercatat pula dibuku “Apa & Siapa Penyair Indonesia – Yayasan Hari Puisi Indonesia” Jakarta 2017. Merupakan 10 Penulis Terbaik versi Negeri Kertas Awards Indonesia 2020. Karya tunggalnya "Candramawa"(2017), "Petrikor"(2019), "Sedjiwa Membuncah"(2020) & versi e-book "Mendjamu Langit Rekah" (2020).Dan dia masih terus belajar menulis. Untuk berkomunikasi dapat melalui email : seesultan@yahoo.com
Laman Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com
Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan
Tulis Pendapat Anda 0 comments
EmoticonEmoticon