Karya Yana
Awalnya.....
Aku sangat menyukai senja
Yang dimana aku bisa larut bersamanya
Berdua bersama menikmati sang pancaran kemerah-merahannya
Berbicara mengenai kerinduan...
Yang tiba-tiba terbesit dalam ingatan
Sepenggal kenangan yang pernah terlampau nyata
Boleh aku berbicara sejenak,
Sebentar tentang senja..
Senja adalah pembatas antara siang dan malam
Senja adalah pemisah, sebuah petanda berakhirnya cerita
Hadirnya sang senja adalah peminta
Agar sang mentari meneggelamkan dirinya
Senja mengajarkan kan ku banyak hal
Mengajarkan akan arti keihlasan
Sekuat apapun kita menggengam sesuatu itu akan pergi
Tanpa satupun dapat menghindarinya
Bahkan senja sendiri pun harus tetap menerimanya
Karena hari tak selamanya siang
Aku yang terlalu nyaman hingga aku lupa akan malam yang hendak menyapa
Senjalah yang akan menjadi petanda,
Dan senja itu bagaikan kamu dihidupku
Ketika sang fajar mulai memperkenalkan diri
Serta pagi pun mulai menyapa
Memberikan senyum pada anak-anak pelosok negeri
Yang api semangat mereka berkobar-kobar
Sahabatku, kau tau ?
Menempah asa,
Merajut kisah cita sejejeran anak pelosok negeri
Menghiasi langkah kaki
Dan wajah senyum manis di wajah mereka...
Apakah kau tau ?
Bangunan sekolah mereka seperti apa ?
Semangat mereka untuk pergi kesekolah seperti apa ?
Sahabatku......
Tantangan mereka sangatlah menyayat hati,
Ruangan kelas yang tak layak huni...
Berdindingkan bambu, beratapkan terpa dan beralaskan tanah,
Bahkan satu bangku pun untuk 4 orang siswa
Apakah kau tau fasilitas yang mereka gunakan sangatlah tak memadai
Dan tenaga pengajar pun sangat minim sekali
Taukah kau, sahabatku ?
Mereka menunggu.....
Para petinggi yang terjamah nurani, mereka juga anak negeri
Anak bumi pertiwi dan juga bangsa ini
Mereka juga inginkan pendidikan dan bangunan yang layak huni
***
Ku tatap mentari yang tersenyum
Sang Embun pagi
masih berusaha bertahan di ujung dedaunan
Saat kaki ini mulai beranjak pergi
Untuk menggapai sang sebuah mimpi
Kumulai semuanya dengan langkah pasti
Mengarungi masa depan yang cerah menanti
Tetapi.....
Disaat jalan terjal yang ku tempuh mulai meghampiri
Kuhanya bisa tersenyum dengan satu keyakinan
“Aku bisa”
Aku yakin bumi ini tak akan pernah terdiam
Tuk sambut langkah kakiku
Menggapai impian dimasa depanku
Senja Itu Kamu
Awalnya.....
Aku sangat menyukai senja
Yang dimana aku bisa larut bersamanya
Berdua bersama menikmati sang pancaran kemerah-merahannya
Berbicara mengenai kerinduan...
Yang tiba-tiba terbesit dalam ingatan
Sepenggal kenangan yang pernah terlampau nyata
Boleh aku berbicara sejenak,
Sebentar tentang senja..
Senja adalah pembatas antara siang dan malam
Senja adalah pemisah, sebuah petanda berakhirnya cerita
Hadirnya sang senja adalah peminta
Agar sang mentari meneggelamkan dirinya
Senja mengajarkan kan ku banyak hal
Mengajarkan akan arti keihlasan
Sekuat apapun kita menggengam sesuatu itu akan pergi
Tanpa satupun dapat menghindarinya
Bahkan senja sendiri pun harus tetap menerimanya
Karena hari tak selamanya siang
Aku yang terlalu nyaman hingga aku lupa akan malam yang hendak menyapa
Senjalah yang akan menjadi petanda,
Dan senja itu bagaikan kamu dihidupku
***
Coretan Pelosok Ibu Pertiwi
Ketika sang fajar mulai memperkenalkan diri
Serta pagi pun mulai menyapa
Memberikan senyum pada anak-anak pelosok negeri
Yang api semangat mereka berkobar-kobar
Sahabatku, kau tau ?
Menempah asa,
Merajut kisah cita sejejeran anak pelosok negeri
Menghiasi langkah kaki
Dan wajah senyum manis di wajah mereka...
Apakah kau tau ?
Bangunan sekolah mereka seperti apa ?
Semangat mereka untuk pergi kesekolah seperti apa ?
Sahabatku......
Tantangan mereka sangatlah menyayat hati,
Ruangan kelas yang tak layak huni...
Berdindingkan bambu, beratapkan terpa dan beralaskan tanah,
Bahkan satu bangku pun untuk 4 orang siswa
Apakah kau tau fasilitas yang mereka gunakan sangatlah tak memadai
Dan tenaga pengajar pun sangat minim sekali
Taukah kau, sahabatku ?
Mereka menunggu.....
Para petinggi yang terjamah nurani, mereka juga anak negeri
Anak bumi pertiwi dan juga bangsa ini
Mereka juga inginkan pendidikan dan bangunan yang layak huni
***
Impian
Ku tatap mentari yang tersenyum
Sang Embun pagi
masih berusaha bertahan di ujung dedaunan
Saat kaki ini mulai beranjak pergi
Untuk menggapai sang sebuah mimpi
Kumulai semuanya dengan langkah pasti
Mengarungi masa depan yang cerah menanti
Tetapi.....
Disaat jalan terjal yang ku tempuh mulai meghampiri
Kuhanya bisa tersenyum dengan satu keyakinan
“Aku bisa”
Aku yakin bumi ini tak akan pernah terdiam
Tuk sambut langkah kakiku
Menggapai impian dimasa depanku
***
Menggapai Harapan
Berjuanglah untuk melewati keterbatasan
Dan raihlah kesuksesan di masa akan datang
Berhentilah mencemaskan masa lalumu atau masa depanmu
Fokuskan pada dirimu saat ini
Menciptakan rasa syukur dan bahagia
Mampu belajar dari kegagalan masa lalu
Karena kegagalan dalam hidup ini
Dikarenakan banyak orang yang dekat dengan keberhasilan
Saat mereka hendak mengambil keputusan untuk menyerah
Hidup ini bagaikan sebuah pohon
Semakin besar pohon itu tumbuh
Semakin kuat badai menerpanya
Karena untuk menjadi yang terbaik
Harus kuat akan tantangan dan cobaan.
Yana suka menulis dan membaca terutama puisi. Ia merupakan Mahasiswa STMIK PONTIANAK, Jurusan sistem informasi semester 2.
Narahubung Email :yanaaa8988@gmail.com
Laman Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com
Narahubung Email :yanaaa8988@gmail.com
Laman Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com
Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan
Tulis Pendapat Anda 0 comments
EmoticonEmoticon