Tulisan Futhul Adim
Membaca merupakan suatu kegiatan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, baik diucapkan secara lisan atau hanya di dalam hati. Menurut Hodgson (1960: 43-44), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Membaca sangat bermanfaat bagi kita karena dapat menambah pemahaman dan kemampuan pola berpikir agar lebih terarah dan dapat memahami situasi dengan bijak. Selain itu, membaca juga dapat merangsang otak untuk bekerja selama kegiatan membaca berlangsung sehingga dapat meningkatkan konsentrasi. Membaca juga dapat memperbaharui kosa kata karena dari kebiasaan membaca, kita berpotensi mengetahui kosa kata baru yang belum didapat sebelumnya.
Namun, di era yang sekarang ini, daya baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data statistik dari UNESCO, dari total 61 negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa daya baca masyarakat Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara lain, terutama dengan Finlandia dengan daya baca.
Masyarakat Indonesia, terutama para remaja, lebih berminat membaca tulisan-tulisan yang kurang bermanfaat dan cenderung tidak menambah wawasan bagi remaja itu sendiri, hal ini juga dijelaskan oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies Baswedan dalam pidatonya, beliau mengatakan “ Di Indonesia ini minat baca tinggi, daya baca rendah. Indikasinya apa ? Minat baca WA (Whatsapp) tinggi, daya baca buku rendah. Baca WhatsApp berjam-jam bisa, itu minatnya ada, tapi dayanya ada. Begitu tulisan agak panjang skip, buku agak gede, mundur. Itu daya baca rendah”.
Hal tersebut menunjukkan, bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang tinggi namun daya baca yang rendah. Masyarakat Indonesia cenderung memilih membaca sebuah tulisan-tulisan yang singkat, serta berisi tentang tulisan yang kurang menambah pengetahuan seperti humor, cerita, novel, dan sebagainya.
Tentu saja hal ini sangat berpengaruh bagi masa depan Bangsa Indonesia, di mana nanti merekalah yang akan meneruskan kepemimpinan ini, bagaimana bisa mereka memimpin bangsa ini dengan wawasan yang sempit dikarenakan rendahnya daya baca. Untuk itu, mulai dari sekarang kita harus mulai untuk berusaha meningkatkan daya baca agar bisa memperluas wawasan dan pemahaman sehingga bangsa ini dapat menjadi negara maju dan dapat bersaing dengan negara lain.
Membaca merupakan suatu kegiatan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, baik diucapkan secara lisan atau hanya di dalam hati. Menurut Hodgson (1960: 43-44), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Pixabay.com |
Membaca sangat bermanfaat bagi kita karena dapat menambah pemahaman dan kemampuan pola berpikir agar lebih terarah dan dapat memahami situasi dengan bijak. Selain itu, membaca juga dapat merangsang otak untuk bekerja selama kegiatan membaca berlangsung sehingga dapat meningkatkan konsentrasi. Membaca juga dapat memperbaharui kosa kata karena dari kebiasaan membaca, kita berpotensi mengetahui kosa kata baru yang belum didapat sebelumnya.
Baca Juga: Apakah Media Cetak Masih Digemari Kids Zaman Now?
Namun, di era yang sekarang ini, daya baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data statistik dari UNESCO, dari total 61 negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa daya baca masyarakat Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara lain, terutama dengan Finlandia dengan daya baca.
Masyarakat Indonesia, terutama para remaja, lebih berminat membaca tulisan-tulisan yang kurang bermanfaat dan cenderung tidak menambah wawasan bagi remaja itu sendiri, hal ini juga dijelaskan oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies Baswedan dalam pidatonya, beliau mengatakan “ Di Indonesia ini minat baca tinggi, daya baca rendah. Indikasinya apa ? Minat baca WA (Whatsapp) tinggi, daya baca buku rendah. Baca WhatsApp berjam-jam bisa, itu minatnya ada, tapi dayanya ada. Begitu tulisan agak panjang skip, buku agak gede, mundur. Itu daya baca rendah”.
Baca Juga: Media dan Wadah Literasi Zaman Now
Hal tersebut menunjukkan, bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang tinggi namun daya baca yang rendah. Masyarakat Indonesia cenderung memilih membaca sebuah tulisan-tulisan yang singkat, serta berisi tentang tulisan yang kurang menambah pengetahuan seperti humor, cerita, novel, dan sebagainya.
Tentu saja hal ini sangat berpengaruh bagi masa depan Bangsa Indonesia, di mana nanti merekalah yang akan meneruskan kepemimpinan ini, bagaimana bisa mereka memimpin bangsa ini dengan wawasan yang sempit dikarenakan rendahnya daya baca. Untuk itu, mulai dari sekarang kita harus mulai untuk berusaha meningkatkan daya baca agar bisa memperluas wawasan dan pemahaman sehingga bangsa ini dapat menjadi negara maju dan dapat bersaing dengan negara lain.
Baca Juga: Kalbar Semakin Maju dengan Literasi
Tulis Pendapat Anda 0 comments
EmoticonEmoticon