Membaca adalah Keterampilan Menguasai Tulisan
Literasi Kalbar – Wakil Bupati (Wabup) Kayong Utara, Idrus, mengingatkan perlunya peningkatan keterampilan dalam membaca oleh siswa, agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Hal tersebut disampaikan Wabup saat membuka Sosialisasi dan Launcing Gerakan Litarasi Sekolah (GLS), kemarin (8/11) di Gedung Balai Praja Sukadana.
Salah satu kegiatan positif dalam GLS yaitu dijelaskan dia berupa kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan seperti ini diyakini dia dapat menumbuhkan minat baca peserta didik, serta mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa. “Adapun materi bacaan yang penting bagi peserta didik hendaknya berisikan nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global, yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik agar ilmu yang didapatnya bisa membawanya ke arah yang lebih baik,” tuturnya.
Wabup juga menjelaskan pentingnya keterlibatan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Di samping itu, dia juga tak menepis pelibatan orang tua murid dan masyarakat yang menjadi komponen penting dalam GLS. “Dengan adanya keterlibatan semua unsur yang dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan stakeholders lainnya, maka tujuan dari adanya gerakan literasi sekolah ini dapat tercapai,” kata Wabup.
Baca Juga:
Dia yakin, dengan menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah, menjadikan siswa memperoleh pembelajaran sepanjang hayat. Menurutnya, jika ini sudah terbentuk dan tertanam pada diri masing-masing siswa, tentu akan dapat meningkatkan wawasan dan keilmuan para pesertanya. “Ayo, jadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah. Selain itu warga sekolah mampu mengelola pengetahuan ke arah yang lebih baik,” ajaknya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kayong Utara menggelar Sosialisasi dan Launcing Gerakan Litarasi Sekolah. Kegiatan ini sebagai bentuk upaya pemerintah dalam menumbuhkan minat baca untuk semua warga sekolah. Warga sekolah yang dimaksud di sini adalah guru, peserta didik, serta orang tua murid. Hal ini juga sebagaimana menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Sebanyak 202 tenaga pendidik, pengawas, dan tenaga kependidikan se-Kayong Utara menghadiri kegiatan tersebut.
Baca Juga:
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kayong Utara, Romi Wijaya, melaporkan berdasarkan hasil uji literasi, khususnya dalam keterampilan memahami bacaan, menunjukkan bahwa kopetensi peserta didik di Kabupaten Kayong Utara masih tergolong rendah. “Di lapangan khususnya, pada tingkat pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Kayong Utara, minat baca siswa masih belum maksimal,” aku dia.
Indikatornya, diungkapkan dia, dilihat dari kunjungan dan peminjaman buku di perpustakaan sekolah. Diakui dia, hanya sedikit sekali peminat dan pembaca. Selain itu, dia juga mengungkapkan jika anak-anak sekarang ini lebih memanfaatkan teknologi seperti HP yang parahnya hanya sedikit sekali digunakan untuk mencari informasi, pengetahuan, dan berita. “Kecuali hanya digunakan untuk komunikasi dan bermain game atau sejenisnya,” ucapnya.
Baca Juga:
Dalam kesempatan yang sama juga diterbitkan Surat Edaran yang ditandatangani oleh Bupati Hildi Hamid, yang menegaskan kepada seluruh sekolah dapat mengintensifkan GLS. Dalam edaran tersebut, masing-masing sekolah diwajibkan menfasilitasi kegiatan 15 menit membaca setiap hari sebelum memulai pelajaran. Ada pun buku yang dibaca bukan merupakan buku mata pelajaran sehari-hari. (dan/Humas)
Sumber: http://www.pontianakpost.co.id/sosialisasi-dan-launcing-gerakan-literasi-sekolah
Literasi Kalbar – Wakil Bupati (Wabup) Kayong Utara, Idrus, mengingatkan perlunya peningkatan keterampilan dalam membaca oleh siswa, agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Hal tersebut disampaikan Wabup saat membuka Sosialisasi dan Launcing Gerakan Litarasi Sekolah (GLS), kemarin (8/11) di Gedung Balai Praja Sukadana.
Salah satu kegiatan positif dalam GLS yaitu dijelaskan dia berupa kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan seperti ini diyakini dia dapat menumbuhkan minat baca peserta didik, serta mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa. “Adapun materi bacaan yang penting bagi peserta didik hendaknya berisikan nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global, yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik agar ilmu yang didapatnya bisa membawanya ke arah yang lebih baik,” tuturnya.
Wabup juga menjelaskan pentingnya keterlibatan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Di samping itu, dia juga tak menepis pelibatan orang tua murid dan masyarakat yang menjadi komponen penting dalam GLS. “Dengan adanya keterlibatan semua unsur yang dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan stakeholders lainnya, maka tujuan dari adanya gerakan literasi sekolah ini dapat tercapai,” kata Wabup.
Baca Juga:
Literasi Sekolah, Kembangkan Minat dan Bakat Siswa
Dia yakin, dengan menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah, menjadikan siswa memperoleh pembelajaran sepanjang hayat. Menurutnya, jika ini sudah terbentuk dan tertanam pada diri masing-masing siswa, tentu akan dapat meningkatkan wawasan dan keilmuan para pesertanya. “Ayo, jadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah. Selain itu warga sekolah mampu mengelola pengetahuan ke arah yang lebih baik,” ajaknya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kayong Utara menggelar Sosialisasi dan Launcing Gerakan Litarasi Sekolah. Kegiatan ini sebagai bentuk upaya pemerintah dalam menumbuhkan minat baca untuk semua warga sekolah. Warga sekolah yang dimaksud di sini adalah guru, peserta didik, serta orang tua murid. Hal ini juga sebagaimana menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Sebanyak 202 tenaga pendidik, pengawas, dan tenaga kependidikan se-Kayong Utara menghadiri kegiatan tersebut.
Baca Juga:
Gerakan Literasi Sekolah Bersambut di Daerah
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kayong Utara, Romi Wijaya, melaporkan berdasarkan hasil uji literasi, khususnya dalam keterampilan memahami bacaan, menunjukkan bahwa kopetensi peserta didik di Kabupaten Kayong Utara masih tergolong rendah. “Di lapangan khususnya, pada tingkat pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Kayong Utara, minat baca siswa masih belum maksimal,” aku dia.
Indikatornya, diungkapkan dia, dilihat dari kunjungan dan peminjaman buku di perpustakaan sekolah. Diakui dia, hanya sedikit sekali peminat dan pembaca. Selain itu, dia juga mengungkapkan jika anak-anak sekarang ini lebih memanfaatkan teknologi seperti HP yang parahnya hanya sedikit sekali digunakan untuk mencari informasi, pengetahuan, dan berita. “Kecuali hanya digunakan untuk komunikasi dan bermain game atau sejenisnya,” ucapnya.
Baca Juga:
Giatkan Program Literasi Sekolah
Dalam kesempatan yang sama juga diterbitkan Surat Edaran yang ditandatangani oleh Bupati Hildi Hamid, yang menegaskan kepada seluruh sekolah dapat mengintensifkan GLS. Dalam edaran tersebut, masing-masing sekolah diwajibkan menfasilitasi kegiatan 15 menit membaca setiap hari sebelum memulai pelajaran. Ada pun buku yang dibaca bukan merupakan buku mata pelajaran sehari-hari. (dan/Humas)
Sumber: http://www.pontianakpost.co.id/sosialisasi-dan-launcing-gerakan-literasi-sekolah
Tulis Pendapat Anda 0 comments
EmoticonEmoticon